News & Research

Reader

Realisasi Pertumbuhan Ekonomi RI Full Year 2024 Diprediksi 5,0% - 5,1%
Thursday, April 18, 2024       11:38 WIB

Ipotnews - Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2024 diprediksi hanya mencapai 5,0% - 5,1%.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk (), Josua Pardede mengatakan bahwa kemungkinan besar realisasi pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini tidak akan mencapai target pemerintah dalam APBN 2024 sebesar 5,2%. "Kemungkinan full year 2024 hanya akan tumbuh 5% - 5,1%," kata Josua saat dihubungi Ipotnews, Kamis (18/4).
Josua menegaskan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi tahun ini sulit untuk bisa lebih tinggi dari tahun 2023. Tantangan eksternal dari era suku bunga tinggi yang membuat pertumbuhan ekonomi global melambat masih menjadi penghalang utama.
"Apalagi perkembangan data inflasi Amerika Serikat bulan Maret 2024 ternyata kembali menguat. Ini memperbesar kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan mundur menjadi September mendatang," jelas Josua.
Sebagaimana diketahui, inflasi AS melonjak 3,5% pada Maret 2024, menurut data Indeks Harga Konsumen terbaru oleh Biro Statistik Tenaga Kerja. Angka tersebut meningkat dari angka 3,2% di Februari dan menandai kenaikan tahunan tertinggi dalam enam bulan terakhir.
Mengutip CNN Business, Jumat (12/4), melonjaknya harga bahan bakar dan melonjaknya hipotek dan sewa menyebabkan inflasi meningkat lebih dari yang diperkirakan pada Maret, sehingga menambah perjuangan yang berkepanjangan dan menyakitkan di AS dalam menghadapi biaya yang tinggi.
Kondisi ini dapat memaksa bank sentral AS, Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunganya lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Laporan tersebut menyoroti jalan menuju penurunan inflasi masih sangat sulit dan terus menjadi hambatan bagi keuangan AS, dan pelonggaran kebijakan moneter mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Akibatnya Bank Indonesia masih belum memiliki ruang yang cukup untuk menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Stabilitas kurs rupiah menjadi tantangan besar dan ancaman capital outflow dari pasar keuangan Indonesia juga menanti.
"Bisa jadi penurunan suku bunga acuan the Fed tahun ini hanya akan sebanyak satu kali atau 25 basis poin," pungkas Josua.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Indonesia pada kuartal IV 2023 mencapai 5,04%. Maka dari itu untuk keseluruhan 2023 pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,05%.
"Pertumbuhan ekonomi 2023 mencapai 5,05%," ungkap Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (5/2).
(Adhitya)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM